Menyusuri wilayah Papua Barat, kita akan disuguhkan keindahan
panorama alam. Baik keindahan hutan yang dipenuhi flora dan fauna maupun
keindahan lautan dengan pulau-pulau dan pantainya yang berpasir putih.
Keindahan dan keaslian alam Papua Barat sudah terkenal hingga ke manca
negara. Hingga menarik wisatawan untuk datang berkunjung, meskipun belum
dikelola secara maksimal.
Siapa yang tak kenal burung cenderawasih?? Burung Cenderawasih
merupakan burung yang sudah menjadi ikon Papua bahkan diabadikan menjadi
nama salah satu Teluk di Papua Barat, yakni Teluk Cenderawasih dimana
terletak Kabupaten Teluk Wondama. Kabupaten Teluk Wondama secara
geografis, terletak antara 0015” hingga 30,25” lintang Selatan dan 1320,35 hingga 1340,45” Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 14.953,8 Km2.
Teluk Wondama sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat
itu tentu saja menyimpan keindahan alam yang mempesona. Banyak objek
wisata bahari yang menarik untuk dikunjungi. Diantaranya pantai Pasir
Panjang di Pulau Rumberpon, Pulau Nusrowi, juga ada gugusan Kepulauan
Auri, belum lagi air terjun yang berlapis-lapis di Kali Wanayo
Kesemuanya menyajikan panorama alam yang indah dan mempesona.
Kabupaten Teluk Wondama memiliki dua Kawasan Pelestarian Alam yang
dilindungi negara, yaitu Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) dan
Cagar Alam Pegunungan Wondiboy. Kawasan TNTC merupakan Taman Nasional
perairan laut terluas di Indonesia. Bentangannya mencapai 1.453.500 Ha.
Terdiri dari wilayan daratan dan wilayah perairan laut.
Untuk wilayah perairan laut luasnya sekitar 1.385.300 Ha. Meliputi
wilayah ekosistem terumbu karang 80.000 Ha dan habitat satwa laut
1.305.300 Ha, dengan panjang garis pantai sekitar 500 km. Sedangkan
wilayah daratannya terdapat pantai yang indah, hutan mangrove dan hutan
tropika daratan pulau di papua. Luas sekitar 68.200 Ha. Terdiri dari
pesisir pantai 12.400 Ha dan luas pulau-pulau 55.800 Ha.
Konservasi
Sejak tahun 2005 lalu Kabupaten Teluk Wondama telah dijadikan sebagai
kabupaten konservasi pertama di Tanah Papua. Di wilayah ini dilarang
pengangkapan satwa laut, baik ikan maupun terumbu karang. Tujuannya
untuk melindungi TNTC dari kerusakan.
Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona, yaitu
zona rataan terumbu dan zona lereng terumbu. Jenis-jenis karang yang
dapat dijumpai antara lain koloni karang biru serta berbagai jenis
karang lunak.
TNTC ini juga kaya akan jenis ikan antara lain butterflyfish,
angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish.
Sedangkan untuk jenis moluska antara lain keong cowries, keong
strombidae, keong kerucut, triton terompet, dan kima raksasa.
Fauna
Di teluk Cenderawasih terdapat sekitar 200 jenis karang yang terdiri
dari 67 genus dan sub genus 183 jenis karang tersebar pada tepi pulau
besar maupun kecil. Persentase penutupan karang berbeda pada setiap
lokasi.
Kekayaan sumber daya alam lainnya yang terdapat di kawasan TNTC
adalah keanekaragaman jenis ikan yang sangat banyak. Sampai saat ini
telah ditemukan sebanyak 355 jenis, yang terdiri dari jenis ikan muara,
ikan mangroveI, ikan karang, dan ikan palagis. Jenis-jenis ikan karang
merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti dari famili
kepe-kepe/butterflyfish, family angelfish, damnselfish, anemonefish,
wrasses, parrotfish, surgean fishes, rabbitfishes, tiger fishes, dan
banyak jenis ikan karang lainnya. Gerombolan besar ikan panembah ekor
kuning Caesio cuning merupakan pemandangan yang menakjubkan, yang biasa
dijumpai pada daerah reef slope. Juga ada beberapa jenis ikan Pari
Rajawali fosal, pari manta, hiu reef whitesip, hiu beach ship, kakap,
kerapu, cakalang dan tongkol.
Kawasan konservasi TNTC juga merupakan salah satu taman nasional yang
menyimpan beberapa jenis moluska penting, salah satunya Kima dari jenis
Kima Raksasa, Kima Selatan, Kima Sisik, Kima Besar, Kima Lubang, dan
Kima Pasir. Hampir semua lokasi di TNTC bisa ditemukan kima dengan
ukuran sekitar 1 meter. Perlu diketahui bahwa keenam jenis Kima ini
merupakan spesies yang dilindungi.
Di seluruh dunia terdapat tujuh jenis penyu enam diantaranya terdapat
di perairan Indonesia, sedangkan dalam kawasan TNTC terdapat empat
jenis penyu (dalam bahasa setempat disebut Teteruga), yakni Penyu Sisik,
Penyu Hijau, Penyu Lekang, dan Penyu Belimbing.
Jenis mamalia yang terdapat di dalam kawasan TNTC adalah Duyung, Paus
Biru, dan Lumba-lumba dapat dijumpai di sekitar perairan Windesi, Yoop,
Roswaar, dan Rumberpoon. Beberapa jenis mamalia darat seperti kus-kus,
babi hutan, rusa timor, kanguru tanah, dan kelelawar dapat ditemukan
pada hutan daratan pulau maupun hutan di pulau induk papua yang
merupakan wilayah penyangga kawasan TNTC.
Pulau-pulau dan pantai dalam kawasan TNTC merupakan tempat bersarang
dan tempat mencari makanan yang paling penting bagi berbagai jenis
burung antara lain Junai Ma, Dara Laut, Camar Laut, Burung Gosong, Elang
Laut Dada Putih, Kum Kum, Julang Papua, Nuri Bayam, Kakatua Jambul
Kuning, Raja Udang, Gagak Hitam, Nuri Kepala Hitam, Kum Kum Pinon, Angsa
Laut Coklat, Burung Kaua dan berbagai jenis burung lainnya. Daratan
lumpur di sekitar Sungai Wosimi dan Pasir Sobey merupakan tempat mencari
makan bagi berbagai burung termasuk Burung Undan Australia pada
waktu-waktu tertentu selama melakukan migrasi. Selain berbagai jenis
burung terdapat juga salah satu jenis kupu-kupu yang tergolong
dilindungi oleh PP Nomor : 07/1999 yaitu kupu-kupu Burung Rotsil
(Ornithoptera Rochildi).
Flora
Kawasan TNTC memiliki sekitar 46 jenis vegetasi daratan pulau, mulai
dari vegetasi hutan pantai sampai dengan hutan pegunungan daratan pulau.
Vegetasi hutan pantai didominasi oleh tumbuhan bakau, nipah, sagu,
pandan, cemara pantai, ketapang, jambu air pantai, nyamplung, waru, dan
sejumlah spesies anggrek.
(sebagian dikutip dr G-Priority Edisi 01 tahun II 2013)
sumber : https://halmanlabiran.wordpress.com/2015/06/18/destinasi-wisata-alam-teluk-wondama/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar